Direktur Media PSSI, Tommy Rusihan Arief mengatakan, AFC benar-benar memantau kondisi persepakbolaan Indonesia dan berharap dualisme kompetisi terselesaikan. Buktinya, konfederasi sepak bola Asia tersebut mengirimkan surat yang bertujuan membantu upaya PSSI dalam merealisasikannya.
Dijelaskan Tommy, surat yang tertulis dari Sekretaris Jenderal AFC, Dato' Alex Soosay, tanggal 23 Agustus 2012, merupakan bukti nyata bahwa AFC tidak bisa dibohongi pihak manapun.
"AFC memantau secara cermat dan obyektif perkembangan sepakbola di Indonesia. AFC juga sudah tahu sepenuhnya bahwa KPSI dan ISL sejak tahun lalu terus melarang pemainnya untuk memperkuat Timnas,'' papar Tommy.
Menurut Tommy, AFC secara resmi sudah menyatakan bahwa pelarangan pemain untuk memperkuat Timnas adalah pelanggaran sangat serius terhadap isi MoU Kuala Lumpur, 7 Juni 2012 (is a very serious contravention of the MoU June 2012).
"Semua orang tahu FIFA dengan tegas tidak membenarkan adanya larangan dari pihak manapun terhadap pemain untuk memperkuat Timnas. AFC mencermati pelanggaran ini secara intensif, khususnya sejak MoU ditandatangani. AFC punya perangkat dan kemampuan melihat perkembangan. Tidak mungkin AFC dibohongi dengan cara-cara murahan,'' jelas Tommy.
Surat Sekjen AFC kepada Sekjen PSSI Tri Goestoro, juga menjadi penegasan ulang mengenai legal standing PSSI sebagai federasi sepak bola nasional Indonesia. "Dalam surat tersebut, Sekjen AFC dengan tegas menggunakan kalimat Joint PSSI Committee. Ini merupakan penegasan bahwa Joint Committee adalah bagian integral dari organisasi PSSI,'' jelas Tommy Arief.
Lebih jauh menurut Tommy Arief, upaya manipulasi dengan mengkhayalkan seolah-olah Joint Committee adalah badan di luar PSSI, bahkan berhak membentuk Timnas, terbantahkan dengan sendirinya.
"Upaya manipulasi yang bersifat khayalan, lebih baik dihentikan saja. Karena hanya akan menjadi bahan tertawaan. Itu tidak baik untuk kehormatan sepak bola Indonesia," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar